'/> Kata-Kata Mutiara & Sms Tausiyah. Sms Online

Info Populer 2022

Kata-Kata Mutiara & Sms Tausiyah. Sms Online

Kata-Kata Mutiara & Sms Tausiyah. Sms Online
Kata-Kata Mutiara & Sms Tausiyah. Sms Online
Kata kata Mutiara - kata kata mutiara ialah rangakaian kalimat yang indah penuh arti mempunyai pesan yang baik sehingga sanggup menginspirasi dan menumbuhkan motivas. nah disini admin akan menggabungkan kata kata mutiara dengan bahasa tausyah sms. tujuannya supaya kita simpel memanfaatkan sosmed atau ludang keringh khusu hp untuk dijadikan sarana untuk kita dawah bin kitabah berupa SMS online

 kata kata mutiara ialah rangakaian kalimat yang indah penuh arti mempunyai pesan yang ba Kata-Kata Mutiara & SMS Tausiyah. Sms Online

Kata-Kata Mutiara & SMS Tausiyah

Syaikh ‘Abdul Maalik Al Qoosim: “Aku heran pada orang yang lima kali membasuh wajahnya setiap hari, memenuhi panggilan mu’adzdzin, tetapi tidak mencuci hatinya sekalipun dalam satu tahun semoga menghilangkan kotoran ketergantungan terhadap dunia, kelamnya hati dan buruknya akhlaq.”
“Semenjak kenal manusia, saya tidak senang kebanggaan mereka, dan juga tidak benci celaan mereka.” Ada yang bertanya, “Kenapa sanggup demikian?” dia mentpendapat, “Karena mereka yang memuji itu berludang keringh-ludang keringhan dan mereka yang mencela itu terlalu meremehkan.” -Malik bin Dinar-
(Shifatus Shafwah : III/276)
“Sesungguhnya Allah mengasihi orang orang yang tidak menonjolkan diri, taqwa, & shalih. Apabila tidak tiba , mereka tak dicari cari. Apabila tiba mereka tak dikenali. Mereka bagaikan lentera lentera petunjuk yang menerangi setiap kegelapan.” (HR. Al Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib, hasan)
ibnul qayyim al jauziyah berkata: “Sungguh suatu kezaliman dan kebodohan kalau engkau memohon penghormatan dan pengagungan dari manusia, sementara hatimu kosong dari mengagungkan dan menghormati Allah swt.”
“Seandainya saya melaksanakan kebenaran sembilan puluh sembilan kali dan melaksanakan kesalahan sekali, sungguh insan akan menghitung-hitung satu kesalahan tersebut”.
(perkataan Asy Sya’bi rohimahulloh dalam Tahdzib Siyar A’lam An Nubala, 1/392).
“Janganlah kalian mencabut uban, sebab ia merupakan cahaya seorang muslim di hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, dll. Al-Imam An-Nawawi t dalam Riyadush Shalihin menghasankannya)
Ciri-ciri ulama alam abadi antara lain: dia sangat berhati-hati dalam memmemberikan fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak berfatwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang wacana segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, bila ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata : saya tidak tahu (wallahu a’lam bish showab) . (Imam al-Ghazali). Subhanallah…
Imam Abu Daud rahimahullah meriwayatkan dari hadits Abu Darda radhiallahu ‘anhu bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Apabila seorang hamba melaknat sesuatu maka laknat tersebut naik ke langit, kemudian tertutuplah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu turun ke bumi kemudian ia mengambil ke kanan dan ke kiri. Apabila ia tidak mendapat kelapangan, maka ia kembali kepada orang yang dilaknat bila memang berhak mendapat laknat dan bila tidak ia kembali kepada orang yang mengucapkannya.”
Imam Ghazali = ” Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid- Murid dengan serentak mentpendapat = ” Pedang “
Imam Ghazali = ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini ialah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, insan dengan memperringan dan sepelenya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri “
“Barangsiapa yang ilmunya menciptakan dia menangis (karena takut kepada Allah), maka dia seorang yang ‘alim.” (Sufyan ats-Tsauri)
“Jangan sekali-kali kau tertipu dalam mepenilaian kepahlawanan seorang laki-laki dari perilakunya dan apa yang kau lihat dari amal ibadahnya. Sesungguhnya, seorang laki-laki yang disebut pendekar ialah yang senantiasa menjaga dua perkara, yakni yang menjaga aturan-aturan Allah dan senantiasa lapang dada dalam beramal.”
(Ibnul Jauzi dalam Saaidul Khatiir)
Setiap jasad tidaklah sanggup lepas dari yang namanya hasad (iri). Namun orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia (hatinya) akan menyembunyikannya
Kita ialah pemmemberikan masukan bukan pengumbar aib, kita menutupi bukan membeberkan cela..! Luruskan niat..!
“ Selagi mana ulama’ tidak berjihad maka selagi itulah ummah tidak akan memahami hakikat JIHAD . Apabila rusak ulama’ maka rusaklah seluruh ummah ”
“Seandainya kalian mengetahui dengan sebenar-benarnya ilmu (agama), pasti kalian akan bersujud hingga punggung-punggung kalian membengkok, dan sungguh kalian akan berteriak-teriak hingga bunyi kalian habis. Maka menangislah, bila kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah menangis.”
[dan bila tidak bisa menangis maka tangisilah diri kalian yang mempunyai hati sekeras batu. _pent.]
(Shifatus Shafwah, tahqiq : Mahmud Fakhuri dan Dr. Muhammad Rawwas al Qal’ahji, Darul Ma’rifah, Lebanon-Beirut, Cetakan tanpa tahun, I/658).
“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) ialah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
“Yaa Allah jadikanlah seluruh amalanku lapang dada untuk wajahMu, dan janganlah jadikan sedikitpun amalanku untuk seorangpun (tidak ikhlas, red)”
Sungguh tidak ada kehidupan bagi orang yang selalu membenci dan mendendam, sebab ia selalu dalam keadaan yang tidak jelas, selalu merasa bahwa ia berhak mendapat yang ludang keringh dari apa yang sudah diterimanya. Dan dalam pandangannya, Rabb-nya telah menghalanginya, mengecilkan keberadaannya dan membuatnya selalu terpuruk dalam aneka macam hal. Maka bagaimana mungkin orang menyerupai ini akan mencapai kebahagiaan, ketenangan dan kenikmatan hidup. (‘Aidh Al Qarni)
Telah berkata Imaam Asy Syaafi’iy رحمه الله, “Simpanan yang paling memberi manfaat ialah taqwa. Dan simpanan yang mencelakakan ialah permusuhan.” (“Bustaanul ‘Aarifiin”)
Berkata Imaam Al Ghodzaaly رحمه الله :
“Orang yang diutamakan boleh menjadi seorang sahabat (kawan baik) ialah yang mempunyai lima aksara :
1. Berakal (pandai)
2. Berakhlaq baik
3. Tidak faasiq
4. Tidak melaksanakan kudang keringd’ahan
5. Tidak ambisius terhadap dunia.”
(Kitab “Ihyaa u ‘Uluumiddiin”)
Sebesar apapun sebuah kesalahan dan kekhilafan yg dilakukan seorang Muslim, maka tidak patut bagi saudaranya Menyindir, Menggunjingnya, atau bahkan Mencercanya. Meskipun itu dilakukan tanpa sepengetahuan saudaranya..
Barangsiapa menempatkan dirinya di daerah yang sanggup mengakibatkan persangkaan, maka janganlah menyesal kalau orang menyangka jelek kepadanya. [Umar bin Khattab]
Fudail bin iyadh berkata : barang siapa yang suka untuk disebut – sebut namanya maka ia tidak akan dikenal dan banyak digunakan, dan barang siapa yang tidak suka untuk disebut – sebut namanya, maka ia akan dikenal dan banyak digunakan. (Siyarul A’lam : 432)
“Perbuatan bid’ah itu ludang keringh disukai iblis dari pada perbuatan maksiat, sebab yang melaksanakan maksiat akan bertaubat dari kemaksiatannya sementara orang yang melaksanakan bid’ah tidak akan bertaubat dari kudang keringd’ahannya.” (Syarh Ushulil I’tiqadi Ahli Sunnah wal Jama’ah, Al-Lalikaiy 1/132)
“Berpeganglah kepada peninggalan para salaf walaupun karenanya kau ditolak oleh orang banyak, jauhilah pendapat para tokoh (yg tidak sesuai pedoman rasulullah, red), walaupun mereka menghiasi perkataan mereka.” (I’lamul Muwaqi’in, Ibnu Qoyim Al-Jauziyah 1/152)
Muhammad bin Sirrin berkata:
Saya tidak akan berkata atau berbuat sesuatu, hingga saya telah menyiapkan tpendapatannya di hadapan Allah kelak…
Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan. (HR. Ahmad)
Al-Hasan Bashri mengatakan, “Nilailah orang dengan amal perbuatannya jangan dengan ucapannya. Sesungguhnya tiruana ucapan itu pasti ada buktinya. Berupa amal yang membenarkan ucapan tersebut atau mendustakannya. Jika engkau mendengar ucapan yang anggun maka jangan tergesa-gesa mepenilaian orang yang mengucapkannya sebagai orang yang bagus. Jika ternyata ucapannya itu sejalan dengan perbuatannya itulah sebaik-baik manusia.”
“Demi Allaah,sesungguhnya berteman dengan suatu kaum yang menakut-nakutimu hingga alhasil kau menemukan rasa kondusif itu ludang keringh baik daripada kau berteman dengan sekelompok orang yang membuatmu merasa aman, namun alhasil kau di kejar-kejar oleh perkara-perkara yang menakutkan.” [Imam Ahmad رحمه اللّهُ dalam Kitab Az Zuhd]
Muhammad bin al-Fadhl, berkata, “Pudarnya Islam sebab ulah empat tipe manusia. Pertama: orang yang tidak mengamalkan ilmu mereka. Kedua: orang yang berinfak tanpa landasan ilmu. Ketiga: orang yang tidak berinfak dan tidak memberikanlmu. Dan keempat: orang yang menghalangi insan mencari ilmu.”
Janganlah kau bersikap lemah, dan janganlah (pula) kau bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), bila kau orang-orang yang memberikanman. [Ali-Imran : 139]
Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata,
“Kesombongan yang paling jelek ialah orang yang menyombongkan diri di hadapan insan dengan ilmunya , merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak memberi manfaat ilmunya untuk dirinya. >>>
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar maka sungguh amalannya telah terhapus.” (HR. Al-Bukhari no. 553)
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
Sebatas kerja kerasmu itulah, Kemuliaan akan tercapai
Barangsiapa mencari kemuliaan, Haruslah dia berdiri malam
Barang siapa menginginkan kemuliaan, Tanpa kerja keras
Dia telah menyia-nyiakan umur, Untuk mencari hal yang mahal
Abdullah bin Mubaraok semoga Alloh melimpahkan rahmat kepadanya merangkai syair memberikankut ini :
Wahai penutut ilmu, bergegaslah menjauhi hal yang subhat
Kurangi tidur dan kurangi rasa kenyang
Orang yang tiada akan mengetam
Di kala membutuhkan
Kecuali dia yang menanam dalam hidupnya. (Ibnu Abdil Barr, Jami’u Bayanil Ilmi, Juz 1, hal 192)
Imam Syafi’i Rahimahullah dalam syairnya berkata :
“Barang siapa tidak pernah mencicipi pahitnya belajar
Meski sekejap Dia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hayatnya
Jati diri seorang pemuda
Demi Alloh ialah dengan ilmu dan taqwa
Jika keduanya tiada, dia juga dianggap telah tiada (Diwanus Syafi’i, hal 29)
Malik bin Dinar berkata, “Jika seorang hamba mencari ilmu untuk diamalkan, maka ilmunya akan menyinari dirinya, tetapi bila ia mencari ilmu tidak untuk diamalkan, maka hanya akan menambah kesombongan padanya.” (Syu’abul Iman:2/294-295)
“Kami tidak pernah melihat orang yg Faqih (paham Agama) gemar berdebat.” (Hasan Al-Bashri)
Sesungguhnya seorang yang telah mengenal ilmu, membutuhkan kejujuran hati…
Syariat mengharamkan segala sarana yang sanggup mengantarkan pada hal yang haram, meskipun kadab memanfaatkan sarana tersebut “TIDAK DINIATKAN UNTUK BERBUAT HARAM
“Aku akan merasa bahagia, bila tiruana orang mempelajari ilmu ini, dan sama sekali tidak menyandarkannya padaku.” -Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i-
Qatadah berkata, “Barangsiapa TIDAK MENGETAHUI perselisihan ulama, hidungnya BELUM mencium bacin fiqih” (lihah dalam Jami’ Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Barr 2/814-815)
Hai orang-orang yang memberikanman, bila tiba kepadamu orang fasik membawa suatu memberikanta, maka periksalah dengan teliti semoga kau tidak menimpakan suatu peristiwa alam kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang mengakibatkan kau menyesal atas perbuatanmu itu.(Q.S:Al-Hujurat:6)
Wahai saudara-saudaraku. Jalan dakwah itu dikelilingi oleh “makaruh” (hal-hal yang tidak disukai), penuh dengan bahaya, dipenjara, dibunuh, diusir dan dimenghilangkan. Barangsiapa ingin memegang suatu prinsip atau memberikan dakwah, maka hendaklah itu tiruana sudah ada dalam perhitungannya.
Dan barangsiapa menginginkan dakwah tersebut hanyalah merupakan tamasya yang menyenangkan, kata-kata yang baik, pesta yang besar dan khutbah yang terang dalam kalimat-kalimatnya, maka hendaklah dia menelaah kembali dokumen kehidupan para rasul dan para da`i yang menjadi pengikut mereka, semenjak dien ini tiba pertama kalinya hingga kini ini..
Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum sebab mereka menghalang-halangi kau dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan bersama-sama dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kau kepada Allah, bekerjsama Allah amat berat siksa-Nya. Al Maaidah: 2
Ibnu Mas’ud berkata, “Tidak ada yang ludang keringh perlu untuk dipenjara meludang keringhi lisan.”
Ibnu Taimiyah, ”Takabbur itu ludang keringh jelek dari Syirk, Karena takabbur ialah menyombongkan diri di hadapan hamba Allah sedang orang musyrik menyembah Allah dan selainnya.” Madaarijus Saalikin 2: 345
Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, bekerjsama beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan bekerjsama merugilah orang yang mengotorinya.(QS. Asy Syams: 7-10)
“Barangsiapa yang tidak dimemberikan sifat kelembutan maka ia tidak mempunyai kebaikan sama sekali.” (HR. Muslim 2592)
Abdullah bin Mas’ud menceritakan bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: “Jujurlah kalian, sebab bekerjsama jujur mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan mengantarkan pada surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha bersikap jujur sehingga ia dicatat disisi Allah sebagai orang yang Jujur… (HR. Bukhari Muslim)
“Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan pegangan dalam segala urusanku, dan perbaikilah duniaku yang merupakan daerah kehidupanku, dan perbaikilah akhiratku yang merupakan daerah kembaliku, Dan jadikanlah hidup ini sebagai suplemen bagiku untuk berbuat segala kebaikan, dan jadikanlah mati sebagai peris…tirahatan final bagiku dari segala kejahatan….”
“Bencana selalu menimpa seorang Mukmin dan Mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai kesalahan.” (HR. At Tirmizi, Ahmad dan Al Hakim) – sebab dosa2nya dihapus melalui musibah2 yg dialaminya
Imam Ahmad suatu kadab ditanya oleh seseorang, “Kapan insan menemukan waktu istirahat?”, dia mentpendapat, “Saat pertama kali ia tiba di surga.”
“Negeri alam abadi itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83)
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan bila Engkau tidak mengampuni kami dan memmemberikan rahmat kepada kami, pasti pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Al – A’raf: 23)
“Wahai Robb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, ma’afkanlah kami, ampunilah kami, dan Rahmatilah kami, Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir…”(Al Baqoroh : 286)
“Barang siapa di antara kalian senang mendapat tengah-tengahnya surga, hendaklah ia senantiasa berjama’ah, sebab setan itu bersama orang yang sendirian, dan ludang keringh jauh dari dua orang.” [HR. Ahmad].
“Siapakah yang ludang keringh baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata:”Sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushshilat:33)
Barangsiapa yang menuntut ilmu demi alam abadi maka ilmunya itu akan mengakibatkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap dikala dia selalu introspeksi dan meluruskannya.
Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar.
Tidak akan masuk nirwana orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah.”
Advertisement

Iklan Sidebar