'/> Contoh Autobiografi Diri Sendiri Yang Benar | Biografi Presiden Soekarno

Info Populer 2022

Contoh Autobiografi Diri Sendiri Yang Benar | Biografi Presiden Soekarno

Contoh Autobiografi Diri Sendiri Yang Benar | Biografi Presiden Soekarno
Contoh Autobiografi Diri Sendiri Yang Benar | Biografi Presiden Soekarno
Contoh Autobiografi. Sahabat SE Kali ini admin akan sedikit membahas mengenai contoh Autobiografi. Pasti sahabar tiruananya blm tahu apa sih yang dinamakan Autobiografi. Autobiografi adalah goresan pena perihal data diri seseorang, di mana goresan pena tersebut di buat sendiri oleh yang bersangkutan. Contoh Autobiografi biasanya ada novel ataupun buku niscaya para menulis menuliskan autobiografinya. Autobiografi dan Biografi hanya sedikit terdapat perbedaan nya pada terletak cara penulisanya, di mana bila Biografi ditulis oleh orang lain, sementara Autobiografi di tulis oleh diri sendiri. Makannya supa ludang keringh jelasnya admin akan ambil contoh Autobiografi. Silahkan simak dibawah ini: 

Contoh Autobiografi diri sendiri


Nama tidak ada yang kurang saya Nur Jannah. Saya biasa dipanggil Nur, Tapi sahabat –teman di sekolah memanggil saya Nurja.  Nur artinya cahaya dan Jannag artinya Surga. Makara arti nama saya ialah cahaya Surga. Saya lahir pada tanggal 12 September 1986 di Bandung. 

Saya terlahir di keluarga sederhana. Ayah saya berjulukan Enden Adiwijaya dan ibu saya berjulukan Nur Badiah. Ayah saya bekerja sebagai supir taksi. Sedangkan ibu saya sebagai ibu rumah tangga. Saya anak ke tiga dari empat bersaudara. Sofyan Hadi, abang pertama saya bekerja pegawai negeri sipil di Imigrasi Tanjung Balai Karimun. Kakak kedua saya, Alfiyah Nur kuliah di UNRIKA jurusan hukum. Dan yang terakhir adik saya yang berjulukan Ilfah Magdalina bersekolah di SMPN 9 Batam. Kami tinggal di Sagulung Berseri RT 001/ RW 006 Sungai Lekop blok AB nomor 29.

Hobi saya membaca. Saya gemar membaca cerita, menyerupai komik jepang dan novel. Karena dampak dari abang pertama saya, saya menyukai komik –komik dan animasi Jepang. Lama kelamaan saya pun menyenangi lagu –lagu Jepang, meskipun bahwasanya saya tidak terlalu suka mendengarkan lagu. Selain itu, saya juga senang menggambar dan menciptakan kerajinan tangan. Biasanya saya melaksanakan keduanya jikalau ada waktu senggang.

Sejak dulu saya ingin menjadi perawat atau dokter. Karena saya senang mengobati dan merawat. Sejak saya kecil, keluarga saya memelihara beberapa ujung ayam. Kadab ada salah satu ayam yang teluka, tiruana anggota keluarga saya tidak ada yang tega mengobatinya. Hanya saya saja yang berani merawat ayam tersebut.

Saya juga mempunyai ayam kesayangan yang berjulukan O. Ia ialah ayam jantan yang jinak dan penurut. Saat O berumur satu tahun, ia menghilang. Ada kabar menyampaikan bahwa O di sembelih oleh tetangga saya sendiri. Mendengar hal tersebut, saya sangat sedih. Hingga dikala ini belum ada ayam lain yang sanggup menggantikan O di hati saya.
Saya bersekolah di Taman Kanak-kanak An-Nur selama satu tahun. Lalu saya bersekolah di SDN 006 Sagulung. Prestasi saya dikala itu hanya mendapat peringkat sepuluh besar di kelas. Kemudian saya melanjutkan sekolah di SMPN 9 Batam. Kadab bersekolah di sana saya mendapat peringkat sepuluh besar dan hanya sekali mendapat juara kedua. Saat ini saya bersekolah di MAN Batam kelas XI IPA. Prestasi terakhir saya menurun. Di kelas X saya mendapat peringkat tiga besar, akan tetapi di kelas XI IPA saya mendapat peringkat empat besar.

Sewaktu saya SD, saya aktif di TPQ An-Nur, walaupun saya tidak ada prestasi. Di sinilah saya mempelajari banyak hal yang tak usang ini saya mulai mencicipi manfaatnya. Saya juga masuk di grup kompang. Kami sering diundang untuk mengisi program –acara di lingkungan sekitar.
Ada satu hal yang saya nikmati, yaitu saya senang menjadi diri sendiri. Saya bersyukur dengan apa yang saya punya dan dapatkan dikala ini. Saya tidak suka untuk mengikuti gaya yang biasanya sahabat –teman ikuti. Saya cenderung menentukan apa yang berdasarkan saya nyaman.
Saya mengidolakan Nabi Muhammad SAW dan Shinichi Kudo. Saya mengidolakan mereka lantaran mereka mempunyai ketegaran hati dan semangat yang besar serta sanggup dihebat dan luar biasakan. Saya berharap semoga saya sanggup menyerupai mereka yang mempunyai ketegaran hati dan semangat yang tinggi sehingga saya kelak sanggup dihebat dan luar biasakan di kehidupan bermasyarakat.
sumber : http://tugassekolah-rahmah.blogspot.co.id/


Contoh Autobiografi Chairil Anwar

Lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun) atau dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku [2]) ialah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai penggagas Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia.

Daftar isi
    1 Masa kecil
    2 Masa dewasa
    3 Akhir hidup
    4 Karya tulis yang diterbitkan
    5 Terjemahan ke bahasa asing
    6 Karya-karya perihal Chairil Anwar
    7 Pranala luar
    8 Referensi

Masa kecil

Dilahirkan di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya berjulukan Toeloes, mantan bupati Kabupaten Indragiri Riau, berasal dari Taeh Baruah, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan ibunya Saleha, berasal dari Situjuh, Limapuluh Kota. [1] Dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. [2]

Chairil masuk sekolah Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda, tetapi beliau keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan.

Pada usia sembilan belas tahun, sesudah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana beliau berkenalan dengan dunia sastra. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan beliau mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak pribadi memengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.

Masa dewasa

Nama Chairil mulai dikenal dan banyak dipakai dalam dunia sastera sesudah pemuatan tulisannya di "Majalah Nisan" pada tahun 1942, pada dikala itu beliau gres berusia dua puluh tahun. Hampir tiruana puisi-puisi yang beliau tulis merujuk pada kematian.[3]. Chairil kadab menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga final hayatnya Chairil tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkannya.[4] Puisi-puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945.[5][6]

Semua tulisannya yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak dikompilasi dalam tiga buku : Deru Campur Debu (1949); Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949); dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin).

Akhir hidup
Makam Chairil di TPU Karet Bivak

Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, yang bertambah lemah jawaban gaya hidupnya yang semrawut. Sebelum beliau sanggup menginjak usia dua puluh tujuh tahun, beliau sudah kena sejumlah penyakit. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda lantaran penyakit TBC[7] Dia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.

Karya tulis yang diterbitkan

  1. Sampul Buku "Deru Campur Debu"
  2. Deru Campur Debu (1949)
  3. Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
  4. Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)
  5. "Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949", disunting oleh Pamusuk          Eneste, kata epilog oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
  6. Derai-derai Cemara (1998)
  7. Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
  8. Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck

Terjemahan ke bahasa asing

Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol. Terjemahan karya-karyanya di antaranya adalah:

"Sharp gravel, Indonesian poems", oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960)
"Cuatro poemas indonesios [por] Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati" (Madrid: Palma de Mallorca, 1962)
Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963)
"Only Dust: Three Modern Indonesian Poets", oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969)
The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970)
The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, dengan dukungan H. B. Jassin (Singapore: University Education Press, 1974)
Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978)
The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)

Karya-karya perihal Chairil Anwar
Patung dada Chairil Anwar di Jakarta.

Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949, diselenggarakan oleh Bagian Kesenian Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan (Djakarta, 1953)
Boen S. Oemarjati, "Chairil Anwar: The Poet and his Language" (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1972).
Abdul Kadir Bakar, "Sekelumit pembicaraan perihal penyair Chairil Anwar" (Ujung Pandang: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, 1974)
S.U.S. Nababan, "A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar" (New York, 1976)
Arief Budiman, "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan" (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976)
Robin Anne Ross, Some Prominent Themes in the Poetry of Chairil Anwar, Auckland, 1976
H.B. Jassin, "Chairil Anwar, penggagas Angkatan '45, disertai kumpulan hasil tulisannya", (Jakarta: Gunung Agung, 1983)
Husain Junus, "Gaya bahasa Chairil Anwar" (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 1984)
Rachmat Djoko Pradopo, "Bahasa puisi penyair utama sastra Indonesia modern" (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985)
Sjumandjaya, "Aku: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar (Jakarta: Grafitipers, 1987)
Pamusuk Eneste, "Mengenal Chairil Anwar" (Jakarta: Obor, 1995)

Zaenal Hakim, "Edisi kritis puisi Chairil Anwar" (Jakarta: Dian Rakyat, 1996)

Biografi Presiden Soekarno | Ir. Soekarno 



Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) ialah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia ialah penggali Pancasila. Ia ialah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang perselisihanal, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung tpendapatannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang spesial MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.





Latar belakang dan pendidikan 


Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya berjulukan Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya berjulukan Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali 

Kadab kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang mitra bapaknya yang berjulukan Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto dikala itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa). 

Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno memberikannteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang dikala itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij. 


Masa pergerakan nasional 

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931. 

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara menyerupai tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam berjulukan Ahmad Hassan. 

Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno gres kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. 

Masa penjajahan Jepang 
Soekarno bersama Fatmawati dan Guntur 

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer. 

Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia menyerupai Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan forum lembaga untuk menggoda penduduk Indonesia. Disebutkan dalam banyak sekali organisasi menyerupai Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh menyerupai Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan jadinya tokoh-tokoh nasional berafiliasi dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melaksanakan gerakan bawah tanah menyerupai Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin lantaran menganggap Jepang ialah fasis yang berbahaya. 


Soekarno diantara Pemimpin Dunia 

Presiden Soekarno sendiri, dikala pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, menyampaikan bahwa meski bahwasanya kita berafiliasi dengan Jepang bahwasanya kita percaya dan yakin serta menghebat dan luar biasakan kekuatan sendiri. 

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya ialah merumuskan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok. 

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima pribadi oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memmemberikankan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu menciptakan pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, lantaran hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia ialah urusan rakyat Indonesia sendiri. 

Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang menciptakan Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam perkara romusha. 


Masa Perang Revolusi 

Ruang tamu rumah persembunyian Bung Karno di Rengasdengklok. 

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para cowok untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh cowok yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para cowok menuntut semoga Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, lantaran di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan lantaran Jepang sudah mengalah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang ialah Soekarno tetapkan moment sempurna untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 dikala itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wapres Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno sanggup menuntaskan tanpa pertumpahan darah

insiden Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata tidak ada yang kurang. 

Pada dikala kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison jadinya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto sesudah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menuntaskan krisis di Surabaya. Namun jawaban provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby. 

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno jadinya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya. 

Kedudukan Presiden Soekarno berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 ialah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan bermetamorfosis semi-presidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi lantaran adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 perihal partai politik. Hal ini ditempuh semoga Republik Indonesia dianggap negara yang ludang keringh demokratis. 

Meski sistem pemerintahan berubah, pada dikala revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta dikala Agresi Militer Belanda II yang menimbulkan Presiden Soekarno, Wapres Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta ialah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kudang keringjakannya yang sanggup menuntaskan sengketa Indonesia-Belanda. 

Masa kemerdekaan 

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun lantaran tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali bermetamorfosis Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno ialah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kudang keringjakan pemerintah dilakukan sesudah berkonsultasi dengannya. 

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup terkenal dan ludang keringh berpengaruh dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang dikenal dan banyak dipakai sebagai "kabinet seumur jagung" menciptakan Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga memberikanmbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti insiden 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara. 

Presiden Soekarno juga banyak memmemberikankan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menimbulkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik jawaban "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan hingga dikala ini lantaran ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara berpengaruh atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari daerah Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia. 

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi banyak sekali negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya ialah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC). 

Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai semenjak ia "bercerai" dengan Wapres Moh. Hatta, pada tahun 1956, jawaban pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, menciptakan Soekarno di dalam masa jabatannya tidak sanggup "memenuhi" harapan bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera. 

Sakit hingga meninggal 

Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, sesudah mengalami pengucilan oleh penggantinya Soeharto. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur, dan kini menjadi ikon kota tersebut, lantaran setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada dikala penyelenggaraan Haul Bung Karno. 

Peninggalan 

Pada tanggal 19 Juni 2008, Pemerintah Kuba menerbitkan perangko yang bergambar Soekarno dan presiden Kuba Fidel Castro. Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro dan peringatan "kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba". 

Penamaan 

Nama tidak ada yang kurang Soekarno kadab lahir ialah Kusno Sosrodihardjo. Kadab masih kecil, lantaran sering sakit-sakitan, berdasarkan kudang keringasaan orang Jawa; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno. Di kemudian hari kadab menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno lantaran menurutnya nama tersebut memakai ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap memakai nama Soekarno dalam tanda tangannya lantaran tanda tangan tersebut ialah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dihentikan diubah. Sebutan bersahabat untuk Ir. Soekarno ialah Bung Karno. 

Achmed Soekarno 

Di beberapa negara Barat, nama Soekarno adakala ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi lantaran kadab Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" lantaran mereka tidak mengerti kudang keringasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya memakai satu nama saja atau tidak mempunyai nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang kemudian menambahkan nama Achmed di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia, menyerupai wikipedia bahasa Ceko, bahasa Wales, bahasa Denmark, bahasa Jerman, dan bahasa Spanyol. 

Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed di dapatnya kadab menunaikan ibadah haji.

Dan dalam beberapa versi lain, disebutkan pemmemberikanan nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melaksanakan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapat akreditasi kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab. (Wikipedia)

Akhir Jabatan Sebagai Presiden
Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir, ia kemudian banyak menghabiskan waktunya di istana Bogor, lama-kelamaan kesehatannya terus menerus menurun sehingga ia mendapat perawatan oleh tim dokter kepresidenan hingga tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970 Presiden Soekarno atau Bung Karno menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Kepergian sang Proklamator sekaligus Bapak Bangsa Indonesia ke pangkuan Yang Maha Kuasa menyisakan luka yang dalam bagi rakyat Indonesia pada waktu itu. Jenazah dari bung Karno kemudian dibawa di Wisma Yaso, Jakarta sesudah itu jenazahnya kemudian dibawa ke Blitar, Jawa Timur untuk dikebumikan dekat dengan makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Gelar "Pahlawan Proklamasi" dimemberikankan oleh pemerintah lantaran jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia. Kisah usaha Bung Karno kemudian diangkat ke dalam layar lebar yang berjudul "Soekarno : Indonesia Merdeka" yang digarap oleh sutradara dikenal dan banyak dipakai Hanung Bramantio dimana Ario Bayu berperan sebagai Tokoh Soekarno, Inggit yang diperankan oleh Maudy Koesnaedi dan Fatmawati yang diperankan oleh Tika Bravani.

Demikianlah pembehasan mengenai contoh biografi dan autobiografi semoga memberi manfaat. terimakasih. 
Advertisement

Iklan Sidebar